“Adanya kaum yang cahayanya
mendahului zikir. Ada kaum yang zikirnya mendahului cahaya. Ada kaum yang zikir
dan cahayanya berada dalam posisi yang sama. Ada pula kaum yang tidak memiliki
zikir dan cahaya, na’udzu billah.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Kaum yang cahayanya mendahului zikir adalah kaum majdzubun (orang-orang yang didekatkan
Allah kepada-Nya) dan muradun
(orang-orang yang dikehendaki Allah untuk dekat dengan-Nya). Ketika mereka
menghadapi cahaya, terdengarlah pada mereka zikir-zikir tanpa beban.
Zikir-zikir itu pun dengan mudah memengaruhi mereka.
Ada pula kaum yang zikirnya mendahului cahaya. Mereka
adalah para muridun (yang menghendaki
kedekatan dengan Allah) dan salikun
(yang meniti jalan menuju Allah). Mereka adalah orang-orang yang terbiasa ber-mujahadah dan bersusah payah dalam
beribadah. Mereka melakukan zikir dengan penuh perjuangan. Dengan zikir itu,
mereka bisa mendapatkan cahaya.
Golongan pertama, mereka meraih ketaatan kepada-Nya
dengan bantuan karamah Allah. kondisi mereka ini sesuai dengan firman Allah, “Dan Allah menentukan siapa yang
dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang
besar.” (QS.al-Baqarah[2]: 105)
Sementara itu, golongan kedua meraih karamah Allah
dengan ketaatan kepada-Nya. Kondisi mereka ini sesuai dengan firman-Nya, “Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (QS.al-‘Ankabut[29]: 69)
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar