Sabtu, 28 November 2015

Alhikam 99 (Buku Kedua)

“Adanya kaum yang cahayanya mendahului zikir. Ada kaum yang zikirnya mendahului cahaya. Ada kaum yang zikir dan cahayanya berada dalam posisi yang sama. Ada pula kaum yang tidak memiliki zikir dan cahaya, na’udzu billah.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Kaum yang cahayanya mendahului zikir adalah kaum majdzubun (orang-orang yang didekatkan Allah kepada-Nya) dan muradun (orang-orang yang dikehendaki Allah untuk dekat dengan-Nya). Ketika mereka menghadapi cahaya, terdengarlah pada mereka zikir-zikir tanpa beban. Zikir-zikir itu pun dengan mudah memengaruhi mereka.
Ada pula kaum yang zikirnya mendahului cahaya. Mereka adalah para muridun (yang menghendaki kedekatan dengan Allah) dan salikun (yang meniti jalan menuju Allah). Mereka adalah orang-orang yang terbiasa ber-mujahadah dan bersusah payah dalam beribadah. Mereka melakukan zikir dengan penuh perjuangan. Dengan zikir itu, mereka bisa mendapatkan cahaya.
Golongan pertama, mereka meraih ketaatan kepada-Nya dengan bantuan karamah Allah. kondisi mereka ini sesuai dengan firman Allah, “Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.al-Baqarah[2]: 105)
Sementara itu, golongan kedua meraih karamah Allah dengan ketaatan kepada-Nya. Kondisi mereka ini sesuai dengan firman-Nya, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS.al-‘Ankabut[29]: 69)


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar