Selasa, 03 November 2015

Alhikam 37 (Buku Kedua)

“Jika ada dua hal yang tidak jelas bagimu, lihatlah mana di antara keduanya yang paling berat bagi nafsu, lalu ikutilah ia karena tidaklah terasa berat bagi nafsu, kecuali sesuatu yang benar.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Wahai murid, jika ada dua perkara yang tidak jelas bagimu, seperti dua kewajiban atau dua hal yang sunah, dank au tidak mengetahui mana yang paling utama dilakukan, lihatlah mana di antara dua kewajiban itu yang paling berat bagi nafsu dan dirimu, lalu ikutilah ia dan laksanakan. Contohnya, mencari ilmu yang wajib atau mencari rezeki untuk keluarga, mencari ilmu yang melebihi kewajiban atau melakukan ibadah-ibadah sunah. Lihat mana di antara dua perkara itu yang lebih berat bagi nafsumu karena tak ada yang berat bagi nafsu, kecuali sesuatu yang benar.
Nafsu selalu terdorong untuk berbuat kebodohan. Keinginannya selalu mencari keuntungan dan lari dari kewajiban. Jika seorang murid merasa ringan dalam sebuah amal dan merasa berat dalam amal lainnya, lalu ia mengerjakan yang lebih ringan, namun hatinya tidak tenang, itu termasuk ke dalam kemunafikan hati. Akan tetapi, jika hatinya tenang, ia boleh mengerjakan yang ringan bagi nafsunya dan yang disukainya. Namun,  ketika itu ia harus melihat, mana yang lebih besar faedahnya dan yang lebih banyak memperbaiki ahwal-nya. Itulah yang harus diutamakannya dari yang lainnya.
Ada lagi patokan lain untuk memilah, mana perkara yang lebih utama dari yang lainnya jika keduanya tidak jelas bagimu, yaitu kau harus memperkirakan kapan datangnya maut kepadamu. Amal yang membuatmu bahagia saat kau kerjakan, berarti ia benar dan selainnya batil karena menjelang ajal, seorang hamba biasanya tidak akan mengerjakan kecuali amal saleh yang bebas dari sifat-sifat riya’ dan dorongan hawa nafsu.
Apabila kau bingung antara harus menuntut ilmu atau mengikuti jalan ahli tarekat, lihatlah mana di antara keduanya yang kau sukai saat ruhmu keluar dari jasadmu, kemudian lakukan hal itu. Jika kau ingin saat ruhmu dicabut malaikat dan di tanganmu ada buku tulis karena kau ikhlas dalam menuntut ilmu dan hanya mengharap ridha Allah swt, tuntutlah ilmu. Akan tetapi, seandainya kau tidak menyukai itu dan hanya ingin sibuk berzikir kepada Allah, maka sibukkan dirimu dengan berzikir atau ibadah lainnya. Jika kau terpaksa melakukan hal yang tak kau sukai, tentu kau tidak akan ikhlas di dalamnya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar